APA YANG DIDAPATKAN TUBUH KITA KETIKA KITA MEMAKAN DAGING BABI? SIMAK 5 HAL INI!

 

    Hallo Sehat! -  Bagi sebagian besar orang, daging babi adalah makanan bak buah simalakama. Meski rasanya enak, tetapi beberapa keyakinan mengharamkan konsumsinya. Akan tetapi, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan kalau daging babi adalah yang paling banyak dikonsumsi di dunia!

Tidak sedikit orang Indonesia yang mengonsumsi daging babi. Namun, dari segi kesehatan, merahnya daging babi menimbulkan kontroversi. Apakah makan daging babi baik untuk kesehatan? Apa saja yang harus diperhatikan? Inilah beberapa hal yang terjadi pada tubuh saat makan daging babi.

Komposisi nutrisi daging babi

Mari kita kenali dulu kandungan daging babi. Dilansir WebMD, daging babi giling masak porsi 100 gram dapat mengandung:

  • Kalori: 297
  • Protein: 25,7 gram
  • Lemak: 20,8 gram
  • Karbohidrat: 0 gram
  • Serat: 0 gram
  • Gula: 0 gram

Meski nihil serat, tetapi daging bagi adalah sumber baik protein, niasin, vitamin B1 (tiamina), B6 (piridoksina), dan B12 (kobalamin), zat besi, serta zink. Bisa menyehatkan saraf, daging babi memiliki kandungan tiamina paling tinggi dibanding daging merah lain seperti sapi dan domba.

Vitamin B6 dan B12 sangat penting untuk pembentukan sel darah dan fungsi otak. Daging babi juga merupakan sumber zat besi yang sangat baik—zat besi heme yang ditemukan dalam daging merah dan sangat mudah diserap oleh sistem pencernaan tubuh.

1. Meningkatkan pertumbuhan otot

Dilansir The Healthy, daging babi adalah salah satu sumber protein terbaik bagi mereka yang ingin kekar. Menyediakan asam amino esensial, daging babi dapat membangun massa otot dan meningkatkan kinerjanya.

"Penting untuk memilih daging babi tanpa lemak berkualitas tinggi sebagai bagian dari program pembentukan otot," kata ahli gizi di Georgia, Trista Best, RD., MPH, LD., kepada The Healthy

Selain itu, daging babi juga mengandung senyawa organik kreatin dan taurin. Kreatin berperan penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan otot, sementara taurin menjaga fungsi otot dengan efek antioksidannya. Manfaat ini penting untuk menghambat sarkopenia pada otot seiring usia.


SahabatQQ

2. Menjaga kinerja otot

Perlu diketahui kalau  daging babi mengandung asam amino beta-alanin (β-alanine). Meski tidak termasuk dalam asam amino esensial, senyawa ini dapat membantu tubuh memproduksi senyawa bernama karnosina.

Karnosina amat penting untuk menjaga fungsi otot tetap lestari. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa konsumsi beta-alanin dosis tinggi dapat meningkatkan kadar karnosina 40-80 persen pada otot. Karnosina yang tinggi berarti kelelahan lebih minim dan peningkatan kinerja otot.

SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Tepercaya

3. Meningkatkan asupan zat gizi mikro

Di Indonesia, kekurangan zat gizi mikro atau mikronutrien adalah salah satu rintangan kesehatan. Karena sebagian besar konsumsi adalah padat kalori, asupan vitamin dan mineral pun jadi minim. Tingginya angka anemia di Indonesia masih menjadi indikator yang vital.

"Daging babi bisa menjadi sumber zat besi dan zink. Daging babi yang murni atau diproses secara minimal, tanpa lemak, dan dimasak dengan benar dapat bermanfaat jika dikonsumsi dalam takaran sedang," ujar Trista.

Selain zat besi, daging babi juga merupakan sumber selenium. Selenium memainkan peran penting dalam menjaga fungsi tiroid. Potongan daging babi porsi 6 ons dapat memenuhi lebih dari 100 persen kebutuhan selenium yang direkomendasikan.

4. Namun, waspada karena daging babi bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

Daging babi kaya akan beberapa vitamin dan nutrisi esensial. Namun, di sisi lain daging merah ini mengandung sodium dan lemak jenuh. Dua hal tersebut adalah hal yang amat dihindari dari program makan sehat.

"Daging babi ada yang lemak atau tanpa lemak. Saat memilih daging babi, konsumen harus melihat kualitas daging babi dan memilih yang tanpa lemak. Lemak jenuh dapat merusak jantung dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, hingga obesitas," kata Trista.

Jika kamu ingin menjaga kesehatan kardiovaskular, hindari atau batasi konsumsi babi. Jenis daging babi tinggi sodium dan lemak jenuh yang harus dihindari adalah:

  • Bacon
  • Ham
  • Sosis
  • Kulit babi

Cara mengolah daging babi pun penting. Daripada digoreng, lebih baik memanggangnya. Pilih juga yang rendah lemak atau tanpa lemak yang pemrosesannya minim, serta yang tinggi protein.

5. Infeksi parasit mengintai konsumsi daging babi

Mengonsumsi daging babi tanpa lemak berkualitas tinggi yang telah diolah dan dimasak dengan benar dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting.

Poin mengolah dan memasak daging babi dengan benar ini sangat penting. Ini karena daging babi bisa dihuni parasit. Jika tidak diolah hingga benar-benar matang, ada ancaman dari Taenia solium (T. solium) atau cacing pita babi. Infeksi T. solium dapat menyebabkan sistiserkosis, yang ditandai oleh epilepsi.

Selain T. solium, daging babi juga mengandung cacing otot atau Trichinella spiralis (T. spiralis) yang menyebabkan trikinosis. Meski bersifat ringan, trikinosis bisa berakibat fatal pada kelompok lansia jika T. spiralis tidak segera ditangani.

Tentu saja, dengan memasak daging babi hingga matang, infeksi parasit bisa dicegah. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyarankan untuk memasak daging babi hingga 63 derajat Celcius. Periksa dengan termometer daging untuk memastikan suhu dalam daging sudah matang sekaligus memastikan parasit dan bakteri sudah mati.

Daging babi memang bernutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Malah, ada beberapa nutrisi pada daging ini yang kandungannya lebih tinggi dibanding daging lainnya. Namun, di sisi lain daging babi juga membawa beberapa risiko.

Pilihlah daging yang berkualitas, tinggi nutrisi, minim pemrosesan serta lemak jenuh, serta konsumsi sewajarnya saja. Selain itu, cara memasak daging babi hingga benar-benar matang amat penting untuk menghindari risiko infeksi parasit.

Komentar