Suhu urine biasanya sama dengan suhu tubuh, jadi rata-rata suhunya adalah 37 derajat Celcius. Pada beberapa orang suhunya mungkin sedikit lebih panas atau lebih dingin.Domino99
Jika kamu kepanasan karena demam, olahraga, atau cuaca panas, kemungkinan besar urine juga akan terasa panas.
Urine yang terasa panas juga bisa disebabkan oleh infeksi saluran kemih, interstitial cystitis, infeksi menular seksual, prostatitis, dan lain-lain.BandarQ
Kamu bisa merasakan air seninya panas karena alasan tertentu. Misalnya, jika suhu tubuhnya lebih tinggi karena demam, olahraga, atau iklim yang lebih hangat bisa membuat urine terasa menjadi panas.
Suhu urine yang normalSuhu urine biasanya sama dengan suhu tubuh, jadi rata-rata suhunya adalah 37 derajat Celcius. Pada beberapa orang suhunya mungkin sedikit lebih panas atau lebih dingin.Alasannya, karena saat urine keluar dari saluran kemih yang disebut uretra, kulit yang disentuhnya bisa terasa hangat, termasuk di alat kelamin, tangan, atau kaki. Dalam suhu dingin, mungkin uap akan mengepul dari urine.Saat air kencing terasa lebih panas dari biasanya, misalnya usai berolahraga, tubuh butuh waktu sekitar satu jam untuk kembali ke suhu normal yang terhitung setelah aktivitas tersebut.Perempuan hamil juga mungkin mengeluarkan urine yang lebih panas dari biasanya. Ini karena suhu tubuh meningkat secara alami selama kehamilan karena metabolisme yang lebih cepat dari biasanya.
Kapan harus ke dokter jika mengalami urine yang terasa panas?
Ada perbedaan antara urine yang panas dari segi suhu dan urine yang terasa seperti terbakar saat buang air kecil. Gejala ini disebut dengan disuria.
Sensasi terbakar bisa menandakan adanya infeksi saluran kemih (ISK). Gejala lain yang terkait dengan ISK meliputi:
Hanya mengeluarkan sedikit air kencing, tetapi merasa ingin buang air kecil lebih banyak.
Urine tampak keruh.
Urine yang berbau tajam, busuk, atau keduanya.
Ada darah dalam urine.
Peningkatan frekuensi buang air kecil.
Rasa panas saat buang air kecil juga bisa menjadi tanda penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia atau gonore.
Apa pun penyebabnya, tanda-tanda disuria tidak boleh diabaikan. Temui dokter jika ini berlanjut lebih dari satu atau dua kali buang air kecil.
Jika urine terasa panas saat dikeluarkan, kamu bisa mengukur suhu tubuh dengan termometer.
Jika suhu tubuh meningkat, urine mungkin juga terasa lebih hangat.
Meskipun biasanya kamu dapat mengendalikan demam dengan obat penurun demam yang dijual bebas, selalu temui dokter untuk mengetahui suhu tubuh lebih dari 39 derajat Celcius pada orang dewasa.Selain itu, jika kamu demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi berlangsung lebih dari 10 hingga 14 hari, temui dokter.
SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan Terpercaya
1. ISK
ISK adalah salah satu penyebab paling umum urine terasa panas atau adanya sensasi terbakar saat urine dikeluarkan.
ISK terjadi ketika bakteri berbahaya, seperti E. coli, masuk ke saluran kemih.ISK paling sering menyerang kandung kemih.
Orang dengan ISK mungkin mengalami gejala berikut:
Rasa sakit yang membakar saat buang air kecil.
Sering ingin buang air kecil.
Keinginan kuat untuk buang air kecil bahkan setelah buang air kecil.
Urine berbau busuk.
Darah dalam urine.
Walaupun kadang bisa sembuh sendiri, tetapi dalam banyak kasus pengobatan ISK membutuhkan antibiotik.
Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebar ke ginjal atau area tubuh lainnya. ISK dapat menyerang siapa pun, tetapi lebih umum dialami oleh perempuan.
2. Infeksi lainnya
Salah satu cara tubuh melawan infeksi adalah dengan melakukan pemanasan. Inilah sebabnya mengapa kamu sering mengalami demam saat sakit. Jika suhu urine lebih tinggi dari biasanya, biasanya demam sedang terjadi.
Demam bisa disebabkan oleh infeksi di bagian tubuh mana pun, jadi penting untuk memantau gejalanya dan menemui dokter jika gejalanya tidak kunjung membaik atau disertai gejala lainnya yang tidak biasa.
Ketika urine terasa hangat secara fisik dan terasa panas saat buang air kecil, mungkin kamu mengalami ISK atau infeksi pada ginjal. Bisa juga karena infeksi vagina, seperti infeksi jamur. Dalam kasus ini, kamu mungkin juga mengalami perubahan pada keputihan dan bau.
IMS juga dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil, seperti herpes, klamidia, dan gonore.
3. Cedera di dekat uretra
Uretra adalah organ seperti tabung yang membawa urine dari kandung kemih keluar tubuh.
Pada laki-laki, uretra dimulai dari kandung kemih dan berjalan melalui kelenjar prostat, perineum (ruang antara skrotum dan anus) dan melalui penis. Sementara itu, uretra anterior (depan) berjalan dari ujung penis melalui perineum. Uretra posterior (belakang) adalah bagian yang jauh di dalam tubuh.
Pada perempuan, uretra jauh lebih pendek, mulai dari kandung kemih hingga tepat di depan vagina. Ini terbuka di luar tubuh. Aliran urine yang normal tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat dikontrol. Alirannya kuat dan urinnya jernih, tidak ada darah yang terlihat.
Urine bersifat asam. Artinya, jika terjadi kontak dengan luka, meski itu luka kecil, kamu bisa merasakan sensasi panas dan terbakar. Cedera di dalam atau sekitar uretra dapat menyebabkan urin terasa panas.
Orang yang mencukur alat kelaminnya mungkin mengalami luka kecil di dekat uretra. Cedera akibat gesekan saat berhubungan seksual, jerawat kecil, luka, dan goresan, bisa membuat urine terasa panas.
Cedera kecil biasanya hilang dengan sendirinya. Jika uretra sakit, timbul demam, atau terdapat luka besar, kamu harus menemui dokter.
4. IMS
IMS dapat menyebabkan masalah pada saluran kemih. Ini juga dapat melukai alat kelamin atau area sekitar uretra sehingga menyebabkan nyeri saat buang air kecil.
Siapa pun yang aktif atau pernah aktif secara seksual dapat tertular IMS, meskipun sebelumnya hasil tesnya negatif. Beberapa IMS tidak menunjukkan gejala dalam jangka waktu yang lama, sehingga orang tanpa gejala bukan berarti tidak mengidap IMS.
Klamidia adalah IMS yang umumnya menyebabkan rasa sakit seperti terbakar saat buang air kecil. Ini juga dapat menyebabkan keluarnya cairan dari vagina atau penis, dan pada laki-laki dapat menyebabkan testis membengkak atau sakit.
IMS dapat menyebabkan gejala mirip ISK, seperti rasa terbakar, keputihan, sakit perut, dan menstruasi yang tidak teratur.Namun, sering kali IMS hanya menunjukkan sedikit gejala, oleh karena itu penting bagi siapa pun yang pernah berhubungan seks untuk tes setidaknya setahun sekali. Juga, selalu gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mencegah IMS.
إرسال تعليق